Mainan adalah harta tak terkira bagi anak-anak, namun kita harus memilihkannya dengan cermat. Anda mungkin ingin tahu apa saja yang mesti diperhatikan saat memilih mainan anak. Berikut adalah panduannya:
Apakah sesuai dengan tahap perkembangan anak?
Kebanyakan jenis permainan mencantumkan label dengan keterangan ‘usia yang direkomendasi’, yang dapat digunakan sebagai panduan awal saat memilih permainan. Anda harus realistis dengan kemampuan dan tingkat kematangan yang dimiliki oleh anak ketika memilih jenis permainan. Mainan-mainan yang berproyektil (ada bagian/serpihan kecilnya) misalnya, takkan pernah cocok dimainkan oleh anak di bawah usia 4 tahun. Bahkan anak berusia 6 tahun pun belum cukup matang untuk memainkan jenis permainan tersebut. Begitu juga jika si batita Anda masih suka memasukkan benda-benda ke mulutnya, maka permainan seperti itu harus dijauhkan darinya.
Periksa Ukurannya
Sebelum usia Si Kecil mencapai 3 tahun, bentuk dari jenis permainan harus lebih besar dari ukuran mulutnya. Ini untuk menghindari bahaya tersedak (jalan nafasnya tersumbat). Untuk menentukan apakah sebuah mainan (dan bagiannya) berpotensi membuat anak tersedak, cobalah masukkan mainan (atau bagiannya) ke bagian tengah tisu kamar mandi (toilet paper roll). Jika mainan (atau bagiannya) lolos dari lubang di tengah tisu tersebut, maka artinya permainan itu tak aman.
Cek Beratnya.
Periksalah, apakah jenis permainan itu terlalu berat atau tidak untuk diangkat/dijinjing olreh anak. JIka dalam berat tentu maka akan berbahaya jika mainan itu terkena kepalanya bukan?
Pilih Mainan yang Tersambung dengan Baik.
Pastikan bagian buntut atau bagian lain dari permainan binatang-binatangan terjahit/terkelim dengan baik dan kuat, bila terbuat dari kayu/plastik pastikan catnya tidak akan mengelupas. Untuk mainan-mainan yang terbuat dari kain, pastikan tak ada kancingnya, benang yang menjurai, berpita dan bagian-bagian lain yang mudah dicabut/ditarik dan dimasukkan ke mulut si kecil.
Apakah Secara Fisik Si Kecil Sudah Pantas?
Secara tak sadar banyak orangtua yang misalnya, membelikan sepeda untuk anak yang ukurannya lebih besar dari postur anak. Dengan tujuan agar saat Si Kecil beranjak dewasa nanti tidak perlu dibelikan sepeda lagi. Padahal hal ini berpotensi mendatangkan kecelakaan serius untuk anak, jika ia secara fisik belum mampu menguasai sepeda itu.
Apakah Kondisi Mainan dalam Keadaaan Baik?
Permainan biasanya ‘diwariskan’ dari kakak ke adik atau dari saudara lain, atau malah kita membelinya di acara garage sale. Mainan-mainan seperti itu sebenarnya berpotensi akan mendatangkan bahaya. Ada baiknya, periksa cermat dan tes dulu mainan baru atau bekas pakai itu. Lihat apakah kancingnya terpasang dengan bagus (boneka), ukuran dan posisi baterenya pas, matanya (boneka) tidak terbuat dari plastik, supaya tidak mudah tertelan dan tercabut.
Apakah Mainan Itu Bertali atau Berkawat Lebih dari 10 cm ?
Kawat atau tali bisa dengan mudahnya melintang di leher anak dan membuatnya tercekik. Begitu si kecil sudah mampu berdiri bertumpu pada tangan dan kakinya, singkirkan mainan-mainan seperti itu dari boks tidurnya.
Apakah Mainan Itu Bermagnet ?
Magnet kecil dan sangat kuat kadang dipasangkan di mainan. Benda ini bisa saja copot dan tertelan
oleh anak. Dua magnet atau satu magnet dengan barang metal kecil yang tertelan bisa menempel di
dinding usus. Ini tentu dapat membuat usus terpelintir atau saling menjepit, menyebabkan lubang,
menghalangi jalannya makanan dan yang lebih bahaya jika tak dapat ditemukan dan ditangani
segera.
Custom Search
Monday, May 4, 2009
Seberapa amankah mainan bayi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Labels
ASKEP
askep anak dg meningitis
cardiology
emergency
epidemiologi
etika perawat
fase perkembangan anak
health
Intervensi keperawatan pada klien meningitis
kehamilan
keracunan pada anak
mainan dan kreatifitas
mata ajaran
mata kuliah
materi kuliah
maternitas
medical surgical
sistem pernapasan
tips sehat
UU Praktik Keperawatan
WHO
No comments:
Post a Comment